Makro dan Mikro Ekonomi
Video Terkait :
ARTIKELSEMUA BERITA Tuesday, 3 September 2019
Makro dan Mikro Ekonomi
Video Terkait :
ARTIKELSEMUA BERITA Tuesday, 3 September 2019
Indonesia adalah negara yang kaya raya
Video Terkait :
ARTIKELSEMUA BERITA Tuesday, 3 September 2019
Game Theori adalah
Video Terkait :
ARTIKELSEMUA BERITA Tuesday, 3 September 2019
Definisi dan Proses Akuntansi
Akuntansi didefinisikan oleh Accounting Principles Board (1970), sebagai berikut: “Akuntansi merupakan aktifitas jasa. Fungsinya adalah untuk menyediakan informasi kuantitatif, pada dasarnya bersifat finansial, mengenai entitas ekonomi yang dimaksudkan untuk menjadi informasi yang berguna dalam mengambil keputusan ekonomi”. Dari definisi tersebut, dapat diartikan bahwa akuntansi adalah sebuah jasa untuk menyediakan informasi yang bersifat keuangan dan kuantitatif mengenai peristiwa ekonomi yang terjadi dalam suatu entitas yang berguna bagi pengguna atau pembacanya. Menurut Weygandt, Kimmel dan Kieso (2016), proses akuntansi terdiri dari 3 kegiatan dasar, yaitu mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa ekonomi.
Akuntansi dimulai dari proses mengidentifikasi peristiwa ekonomi. Peristiwa ekonomi (economic event) misalnya adalah saat Indofood melakukan penjualan Chitato, Telkomsel menerima pembelian paket data, atau Simply Freshmenerima pemesanan jasa pencucian baju dari pelanggannya. Hasil dari identifikasi peristiwa ekonomi tersebut berupa transaksi dan menjadi input dalam akuntansi. Transaksi merupakan peristiwa ekonomi yang dicatat oleh akuntan (Weygandt, Kimmel dan Kieso, 2016). Tidak semua aktifitas yang dilakukan oleh entitas bisnis dapat disebut dengan transaksi. Akuntan harus mampu melakukan analisis terhadap peristiwa ekonomi yang terjadi. Jika peristiwa atau kegiatan yang dilakukan oleh entitas mempengaruhi persamaan akuntansi maka peristiwa tersebut tergolong dalam transaksi (Weygandt, Kimmel dan Kieso, 2016).
Setelah peristiwa ekonomi/transaksi teridentifikasi, dilakukan pengukuran dan pencatatan atas akibat finansial dari peristiwa ekonomi tersebut. Akibatnya, akan dihasilkan catatan yang runtut, sistematis, dan kronologis dari rangkaian transaksi yang telah terjadi. Selain pencatatan juga perlu dilakukan klasifikasi, penggabungan, dan ringkasan atas transaksi.
Setelah dilakukan pencatatan, data historis yang runtut tersebut dikomunikasikan secara ringkas kepada pengguna dalam bentuk laporan keuangan. Dalam laporan keuangan, misalnya, informasi transaksi penjualan disajikan secara akumulatif untuk satu bulan/tahun. Dengan penyajian secara agregat, proses akuntansi telah menyederhanakan jumlah transaksi yang banyak dan menjadikan aktivitas penjualan bermakna dan dapat dipahami pengaruhnya terhadap entitas bisnis. Agar dapat menghasilkan informasi yang berguna, laporan tersebut perlu disusun sesuai standar dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). Laporan keuangan sebuah entitas terdiri dari Laporan Laba/Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca dan Laporan Arus Kas.
Profesi Akuntansi
Profesi dalam bidang akuntansi dinilai sangat penting, dan diperlukan di banyak tempat. Berikut adalah beberapa profesi dalam bidang akuntansi menurut Weygandt, Kimmel dan Kieso, (2016); dan Sodikin dan Riyono, (2016): (1)Akuntan Publik: kewajiban utama untuk melakukan audit atas laporan keuangan, dengan cara menghimpun dan mengevaluasi bukti mengenai laporan keuangan klien untuk menyatakan kewajaran laporan keuangan. Di samping itu akuntan publik juga dapat memberikan jasa konsultasi manajemen. (2) Akuntan Privat: merupakan karyawan bagian akuntansi yang dipekerjakan oleh perusahaan. Keterlibatan akuntan di sini beragam, mulai dari penyusunan sistem pengendalian manajemen, proses akuntansi transaksi keuangan dan penyusunan laporan keuangan, mencatat dan menganalisis transaksi dari data biaya terutama pada perusahaan manufaktur, hingga tahap penganggaran, dan pengauditan internal. (3) Akuntan Pemerintah: yaitu menangani proses akuntansi dalam pemerintahan, baik pusat maupun daerah. Permintaan terhadap akuntan pemerintah mulai meningkat seiring dengan semakin intensifnya reformasi birokrasi. (4) Akuntan Pendidik: yaitu profesi yang melakukan pengajaran akuntansi, penelitian serta pengabdian dalam bidang akuntansi. (5) Akuntansi Forensik: profesi ini menggunakan kemampuan akuntansi, audit, serta investigasi untuk menemukan bukti-bukti kejahatan keuangan dan menyimpulkan mengenai pelanggaran regulasi yang telah dilakukan.
Referensi
ARTIKELSEMUA BERITA Tuesday, 3 September 2019
SEJARAH AKUNTANSI
Sejarah ilmu akuntansi tidak secara spesifik didokumentasikan dalam buku-buku akuntansi, termasuk buku pengantar akuntansi (lihat misalnya Suwardjono, 2014; Weygandt, Kimmel dan Kieso, 2016). Namun demikian, dalam Sodikin dan Riyono (2016) dibahas secara singkat mengenai asal mula sistem pencatatan akuntansi (bookkeeping) dan prinsip debit kredit yang diperkenalkan oleh Luca Pacioli. Pacioli, yang lahir pada tahun 1445 di Tuscany, Italia seringkali disebut sebagai Bapak Akuntansi. Ia sesungguhnya adalah seorang ahli matematika, yang selain ilmu matematika juga menguasai bidang ilmu lainnya seperti kedokteran, hukum, agama, bisnis, bahasa dan seni. Pacioli disebut sebagai Bapak Akuntansi karena jasanya memperkenalkan konsep awal akuntansi, yaitu bookkeeping pada tahun 1494 pada saat bukunya yang berjudul “Review of Arithmetic, Geometry, Ratio and Proportion” pertama kali terbit.
Di dalam bukunya, Pacioli mengajarkan tentang cikal bakal dari sistem pencatatan berpasangan atau double-entry system yang sampai saat ini masih dipelajari dalam ilmu akuntansi, yaitu bookkeeping. Selain itu Pacioli juga mengajarkan tentang sistem debit dan kredit, dimana jumlah/nominal debit yang dicatat di sebelah kiri harus sama jumlah/nominalnya dengan yang dicatat di sebelah kredit/kanan (Alexander, 2002). Apabila jumlah pada sisi debit/kiri sudah sama dengan jumlah pada sisi kredit/kanan, sebuah buku besar baru bisa dikatakan seimbang atau balance (Alexander, 2002).
Referensi
ARTIKELSEMUA BERITA Tuesday, 3 September 2019
Persamaan Dasar Akuntansi
Sebuah entitas bisnis memiliki dua komponen utama yang menyusun sumber daya usahanya yaitu semua yang merupakan “milik”/hak pemilik usaha dan semua yang merupakan “hutang” perusahaan atau hak kreditor, sebab sumber daya dapat diperoleh dari pemilik maupun kreditor (Sodikin dan Riyono, 2016; Warren, Reeve dan Duchac, 2014; Weygandt, Kimmel dan Kieso, 2016). Sumber daya usaha disebut juga dengan aset, seperti misalnya mesin produksi, meja, kursi, kas dan semua hal yang memiliki kapasitas untuk memberikan manfaat di masa yang akan datang. Semua yang merupakan hutang perusahaan disebut dengan kewajiban atau hutang, misalkan persediaan bahan baku yang belum terbayar, hutang kepada bank, dan gaji karyawan yang belum terbayar. Sedangkan semua yang merupakan milik pemilik perusahaan disebut dengan modal atau ekuitas, yang terdiri dari modal pemilik dan keuntungan usaha.
Akuntansi mengekspresikan hubungan komponen-komponen ini dalam persamaan akuntansi (Weygandt, Kimmel dan Kieso, 2016). Persamaan akuntansi berdasarkan buku diktat Weygandt, Kimmel dan Kieso (2016) dan Suwardjono (2014) adalah “Aset = Kewajiban/Hutang + Ekuitas/Modal”. Kewajiban atau hutang dalam persamaan akuntansi ditempatkan sebelum ekuitas/modal sebab kreditor yang paling pertama berhak mendapat pengembalian hutang pada saat terjadi likuidasi atau kebangkrutan (Warren, Reeve dan Duchac, 2014; Weygandt, Kimmel dan Kieso, 2016).
Membentuk Keseimbangan
Persamaan akuntansi perlu dipandang sebagai sebuah keseimbangan antara aset dan sumber atau asal dari aset tersebut. Atau dapat juga dikatakan bahwa, seluruh sumber daya yang dimiliki sebuah perusahaan untuk berproduksi atau beroperasi harus seimbang dengan komponen-komponen yang telah digunakan untuk menyusun sumber daya perusahaan tersebut. Maka, persamaan akuntansi juga bisa dituliskan menjadi “Aktiva = Pasiva” (Sodikin dan Riyono, 2016), aktiva adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan, dan pasiva adalah bagian-bagian yang menyusun kekayaan perusahaan. Ketika dipahami bahwa persamaan akuntansi adalah sebuah keseimbangan, maka persamaan akuntansi dapat dikembangkan. Keuntungan merupakan bagian dari ekuitas sehingga persamaan bisa dijabarkan menjadi “Aset = Kewajiban + Setoran – Prive + Pendapatan – Beban/Biaya” untuk perusahaan perorangan (Sodikin dan Riyono, 2016; Weygandt, Kimmel dan Kieso, 2016). Bagi perusahaan terbuka menjadi “Aset = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan – Biaya + Investasi – Distribusi” (Suwardjono, 2014) karena pemilik dapat melakukan investasi atau penambahan modal pada perusahaan dan distribusi adalah bagian dari keuntungan yang didistribusikan kembali pada pemegang saham/pemilik sebagai dividen.
Perlu diingat bahwa setiap transaksi berakibat pada kenaikan atau penurunan satu atau lebih elemen dalam persamaan akuntansi (Warren, Reeve dan Duchac, 2014). Sebagai contoh, pembelian mesin baru secara kredit akan menambah aset pada satu sisi dan menambah kewajiban di sisi yang lain. Contoh lain adalah ketika pemilik menambahkan setoran/modal/investasi pada perusahaan maka kas (elemen dari aset) akan bertambah dan akan menambah ekuitas/modal pemilik.
Referensi