Persamaan Dasar Akuntansi
Sebuah entitas bisnis memiliki dua komponen utama yang menyusun sumber daya usahanya yaitu semua yang merupakan “milik”/hak pemilik usaha dan semua yang merupakan “hutang” perusahaan atau hak kreditor, sebab sumber daya dapat diperoleh dari pemilik maupun kreditor (Sodikin dan Riyono, 2016; Warren, Reeve dan Duchac, 2014; Weygandt, Kimmel dan Kieso, 2016). Sumber daya usaha disebut juga dengan aset, seperti misalnya mesin produksi, meja, kursi, kas dan semua hal yang memiliki kapasitas untuk memberikan manfaat di masa yang akan datang. Semua yang merupakan hutang perusahaan disebut dengan kewajiban atau hutang, misalkan persediaan bahan baku yang belum terbayar, hutang kepada bank, dan gaji karyawan yang belum terbayar. Sedangkan semua yang merupakan milik pemilik perusahaan disebut dengan modal atau ekuitas, yang terdiri dari modal pemilik dan keuntungan usaha.
Akuntansi mengekspresikan hubungan komponen-komponen ini dalam persamaan akuntansi (Weygandt, Kimmel dan Kieso, 2016). Persamaan akuntansi berdasarkan buku diktat Weygandt, Kimmel dan Kieso (2016) dan Suwardjono (2014) adalah “Aset = Kewajiban/Hutang + Ekuitas/Modal”. Kewajiban atau hutang dalam persamaan akuntansi ditempatkan sebelum ekuitas/modal sebab kreditor yang paling pertama berhak mendapat pengembalian hutang pada saat terjadi likuidasi atau kebangkrutan (Warren, Reeve dan Duchac, 2014; Weygandt, Kimmel dan Kieso, 2016).
Membentuk Keseimbangan
Persamaan akuntansi perlu dipandang sebagai sebuah keseimbangan antara aset dan sumber atau asal dari aset tersebut. Atau dapat juga dikatakan bahwa, seluruh sumber daya yang dimiliki sebuah perusahaan untuk berproduksi atau beroperasi harus seimbang dengan komponen-komponen yang telah digunakan untuk menyusun sumber daya perusahaan tersebut. Maka, persamaan akuntansi juga bisa dituliskan menjadi “Aktiva = Pasiva” (Sodikin dan Riyono, 2016), aktiva adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan, dan pasiva adalah bagian-bagian yang menyusun kekayaan perusahaan. Ketika dipahami bahwa persamaan akuntansi adalah sebuah keseimbangan, maka persamaan akuntansi dapat dikembangkan. Keuntungan merupakan bagian dari ekuitas sehingga persamaan bisa dijabarkan menjadi “Aset = Kewajiban + Setoran – Prive + Pendapatan – Beban/Biaya” untuk perusahaan perorangan (Sodikin dan Riyono, 2016; Weygandt, Kimmel dan Kieso, 2016). Bagi perusahaan terbuka menjadi “Aset = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan – Biaya + Investasi – Distribusi” (Suwardjono, 2014) karena pemilik dapat melakukan investasi atau penambahan modal pada perusahaan dan distribusi adalah bagian dari keuntungan yang didistribusikan kembali pada pemegang saham/pemilik sebagai dividen.
Perlu diingat bahwa setiap transaksi berakibat pada kenaikan atau penurunan satu atau lebih elemen dalam persamaan akuntansi (Warren, Reeve dan Duchac, 2014). Sebagai contoh, pembelian mesin baru secara kredit akan menambah aset pada satu sisi dan menambah kewajiban di sisi yang lain. Contoh lain adalah ketika pemilik menambahkan setoran/modal/investasi pada perusahaan maka kas (elemen dari aset) akan bertambah dan akan menambah ekuitas/modal pemilik.
Referensi
- Sodikin, S.S., dan Riyanto, B.A. 2016. Akuntansi Pengantar 1, edisi kesembilan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
- Suwardjono. 2014. Akuntansi Pengantar Bagian 1: Proses Penciptaan Data dan Pendekatan Sistem, edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE.
- Warren, C.S., Reeve, J.M., dan Duchac, J.E. 2014. Financial and Managerial Accounting, 12th Ed. USA: South-Western, Cengage Learning.
- Weygandt, JJ., Kimmel, P.D., dan Kieso, D.E. 2016. Accounting Principle, 12th Ed. New Jersey: John Willey & Sons Inc.